Alhamdulillah, Bersyukur Maka Bertambah

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.”

[QS. Ibrahim (14) : 7]

Alhamdulillah, tidak ada kata yang paling tepat untuk membingkai syukur kecuali hamdalah. Segala puji bagi Allah. Sungguh segala nikmat yang kita rasakan tidak akan pernah ada jika Allah Azza wa Jalla tidak menghendakinya. Begitu banyak nikmat yang telah diberikan Allah untuk makhluk ciptaan-Nya. Bagi kita, hamba-Nya yang beriman, nikmat terbesar ialah nikmat iman islam. Kenikmatan yang meniadakan segala kepedihan duniawi. Kenikmatan yang membuat kita mendamba pulang dalam selimut rahmat-Nya. Kenikmatan yang membuat kita memohon perlindungan dan dijauhkan dari siksa juga murka-Nya.

Dengan nikmat iman islam, apalagi yang kita keluhkan? Tentang kehidupan dunia yang fana, yang banyak orang memperebutkannya hingga saling memberi luka, pantaskah kita mengeluhkan kefanaan? Kita-lah hamba yang dimuliakan dengan nikmat iman islam, maka untuk dunia yang tidak lebih berharga dari datu sayap nyamuk, kita tidak perlu risau bermuram durja. Terus syukuri nikmat iman islam ini, hingga Allah berkenan menambah keimanan kita.

Nikmat yang seringkali kita lupakan selain nikmat iman islam ialah nikmat potensi. Allah karuniakan keistimewaan kepada setiap hamba-Nya. Satu dengan yang lain memiliki rumus potensi yang tidak sama. Sayangnya, begitu banyak orang yang belum menyadari nikmat potensi ini. Potensinya masih terpendam dan tidak ada langkah menggalinya. Ada pula yang telah mengetahui potensinya, namun enggan mengembangkan karena merasa potensi itu tidak begitu spesial, dibanding potensi kawan sepermainan pun rekan sejawatnya. Wahai hamba-hamba yang beriman, bukankah Allah telah menciptakan kita dengan sebaik-baik penciptaan? Bukankah perintah-Nya ialah mensyukuri pemberian-Nya? Lalu mengapa kita masih sibuk membandingkan diri dengan orang lain? Mengapa sibuk mengeluhkan takdir? Wahai jiwa yang ada dalam genggaman-Nya, bersyukurlah dengan karunia-Nya. Syukuri potensi yang telah diberikan-Nya. Bersyukur dan melangkahlah di jalan-Nya, hingga potensi yang awalnya berupa titik cahaya kunang-kunang berpendar melebihi pendar cahaya bintang gemintang.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *